
![]() |
Embung kondisinya memprihatinkan. Foto: Wisnu |
Data yang dihimpun media ini, proyek embung dengan volume panjang 31 meter, lebar 21 meter, dan tinggi 2,5 meter, dengan anggaran Rp 270 juta, kondisinya sudah banyak yang retak, itu artinya proyek yang dikerjakan dengan bantuan dari pusat gagal dinikmati oleh masyarakat."Air dalam embung tidak ada, dan bangunannya juga sudah banyak yang retak, padahal itu proyek tahun 2018, namun sudah banyak yang rusak, artinya proyek yang dikerjakan gagal dan mubazir," ungkap salah satu warga Kecamatan Cluwak, Kamis (27/2/2020).
Proyek embung di Desa Payak seharusnya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat, hanya saja untuk kondisinya sangat memprihatinkan, karena selain kering tidak ada aliran air meski saat ini musim penghujan, lantaran proyek itu tidak bisa difungsikan.
"Seharusnya masyarakat sudah bisa menikmati, karena proyek itu dikerjakan 2018 lalu, tapi sampai sekarang belum berfungsi, bahkan kondisi embung juga kering karena tidak bisa buat tampungan air," ujarnya lagi.
Selain itu, warga juga berharap agar proyek embung di desa payak di evaluasi kembali, karena ada dugaan proyek yang dikerjakan tidak sesuai dengan bestek, karena belum sampai 1 tahun dikerjakan sudah rusak dan tidak bisa difungsikan.
"Coba diaudit kembali proyek embung itu, masak belum sampai 1 tahun sudah rusak, kami menduga ada yang tidak jelas dalam pekerjaannya." Tegas salah satu warga yang namanya tidak mau disebutkan.
Secara terpisah, Kepala Desa Payak Kecamatan Cluwak Karnoto melalui pesawat selulernya mengaku jika embung tersebut sudah pernah difungsikan, hanya saja karena faktor bencana alam mengakibatkan bangunan jadi rusak.
"Dulu pernah berfungsi, tapi karena faktor bencana alam mengakibatkan bangunan jadi rusak," akunya.
Meski begitu, dirinya berencana akan memperbaiki dan menata kembali embung itu agar bisa di manfaatkan, karena sesuai fungsinya akan digunakan untuk pengairan kebun holtikultura.
"Dari pihak desa berencana akan memperbaiki, sehingga nanti bisa digunakan untuk pengairan kebun holtikultura, karena sesuai rencana kita akan membangun wisata kebun petik buah di Desa Payak," tandasnya. (WIS)